Overclocking Komputer
Kata overclock mungkin menjadi bahasa asing bagi seorang pemula yang tertarik dibidang hardware. Tetapi bagi mereka yang sudah mahir dibidang hardwawe, kata tersebut merupakan sebuah kata baku dan digunakan dalam kehidupan sehari hari.
Kata overclock berasal dari 2 susunan kata, Over yang berarti melebihi batas dan Clock kecepatan dari suatu hardware. Jadi overclock bias diartikan meningkatkan kemampuan / kecepatan diatas nilai standard-nya.
Ramainya overclocker dimulai pada 1997 ketika Intel mengeluarkan processor jenis Celeron berkecepatan 300Mhz dengan jenis slot 1 dan ramai ramai dipacu menjadi 450Mhz. Saat itulah muncul para overclocker yang mulai memacu processor sampai batas terakhir.
Perusahaan Taiwan saat itu sudah menguasai dibidang hardware membuat mainboard dengan option yang dapat disetup oleh pemakai. Munculnya Abit dengan mainboard untuk setup via BIOS dan mainboard jumperless. Abit pertama mengumumkan mainboard dengan jumper minimal (jumperless) dan pemakai dapat melakukan setup pada BIOS untuk kecepatan processor. Sistem Jumperless membuat overclocker tidak perlu repot mencabut pasang jumper untuk memindahkan kecepatan processor. Melainkan disetup seperti teknologi sekarang ini melalui layar komputer atau setup BIOS.
Tujuan dari overclocking
Tujuan utama melakukan overclock adalah memacu sebuah processor VGA dan CPU agar lebih cepat bekerja. Kata lain, kecepatan standard dirubah menjadi kecepatan diatas standard.
Tetapi saat ini dengan teknologi yang ada, memungkinkan seseorang memiliki kemudahan membuat komputer dengan sistem overclock. Misalnya seseorang ingin memacu komputer lebih cepat bekerja dengan processor yang lebih murah untuk menyamai komputer yang memiliki processor lebih cepat dan mahal. Misalnya mengunakan processor seharga 1 juta akan memiliki kecepatan processor seharga 2 juta.
Ada juga tujuan khusus yang menjadi trend setelah pada tahun 2000 misalnya untuk aplikasi game. Dengan melakukan overclock , sebuah komputer akan lebih cepat dan lebih nyaman dinikmati karena lebih cepat. Dengan overclock semua perangkat akan meningkat walaupun terkadang tidak murah
Fungsi dari overclock sekarang ini adalah tujuan paling umum bagi pengemar PC. Karena tersedianya perangkat tambahan semuanya telah tersedia, serta dukungan oleh perusahaan mainboard untuk memasukan sistem overclock pada BIOS. Dibandingkan tahun 2000, ketika itu belum banyak perangkat khusus untuk overclock. Dan terbatasnya perangkat seperti memory, mainboard dan heatsink yang tidak selengkap saat ini
Bagaimana melakukan overclock.
Melakukan overclock sebenarnya melakukan setup kecepatan clock speed dari sebuah processor. Apakah bentuknya sebagai processor , atau sebuah VPU ( VGA), ataupun clock speed dari chip-set mainboard. Intinya, overclock adalah meningkatkan kecepatan clock speed. Misalnya VGA dengan kecepatan core 400Mhz dicoba ditingkatkan menjadi 450Mhz untuk mendapatkan tampilan gambar lebih baik. Procesor dari bus 200Mhz ditingkatkan menjadi 250Mhz agar kinerja proses rendering gambar dan aplikasi game lebih nyaman. Atau meningkatkan core chip-set untuk mendapatkan bandwidth lebih besar dari produk aslinya. Contoh saja bila processor dengan kecepatan 1.6Ghz dengan bus 100Mhz, artinya processor bekerja pada kecepatan 16X100Mhz akan menghasilkan kecepatan processor 1600Mhz atau 1.6GHz. Dengan merubah bus FSB pada option BIOS misalnya dari 100Mhz menjadi 133Mhz maka komputer akan bekerja dengan kecepatan 2.1GHZ atau 16X133Mhz yang menghasilkan kecepatan 2.1Ghz atau 2.128Mhz. Apakah sedemikian mudah melakukan overclock. Betul, hanya dengan cara inilah komputer dapat dipacu dan sedemikian mudahnya seseorang melakukan overclocking.
Berapa mahal dari biaya overclock.
Biaya overclock bisa bervariasi dari tanpa biaya sampai mampu menghabiskan uang anda. Tergantung apakah keinginan untuk melakukan kegiatan overclock. Bila anda melakukan overclock sebuah komputer yang tidak terlalu tinggi, misalnya dengan mempercepat laju processor menjadi 10% atau 20% lebih cepat. Mungkin anda tidak memerlukan biaya tambahan. Perubahan hanya dilakukan pada BIOS saja. Contoh anda mengunakan procesor 1.6Ghz, lalu memacu menjadi 2.1Ghz. Dengan heatsink standard, pada kecepatan tersebut masih diposisikan aman bagi komputer dan dapat dilakukan dengan mudah.
Tetapi bila dilakukan overclock cukup tinggi, misalnya diatas 25%, umumnya akan muncul kendala yaitu processor menjadi lebih panas. Karena disain heatsink standard sebagai pendingin processor dibuat terbatas untuk kecepatan tertentu dengan putaran fan tertentu juga, membuat keterbatasan heatsink untuk meredam panas. Kendala pada kasus panas processor dapat diperbaiki dengan menganti heatsink non standard. Dengan heatsink non standard maka processor terhindar dari hang atau malfunction karena terlalu panas ketika bekerja. Atau dapat juga dibantu pada sirkulasi udara didalam untuk memperbaiki sistem pendingin didalam case komputer. Kenapa panas menjadi momok menakutkan untuk kegiatan overclock. Dengan peningkatan kecepatan, dampak akan membuat processor menjadi panas. Secara tidak langsung, semakin tinggi kecepatan processor bekerja, maka daya power juga semakin besar. Dampaknya selalu kembali pada panas yang ditimbulkan dari chip procesor
Lalu dimana tingkat kemahalan dari kegiatan overclock. Bila anda melakukan overclock pada processor saja, tanpa memperbaiki perangkat lainnya. Hal ini dapat dikatakan murah. Tetapi bila anda berkeinginan mengoptimalkan seluruh perangkat yang ada, termasuk memory, mainboard premium, VGA top-end, power supply, pendingin bahkan case yang khusus di disain untuk overclocking. Disitulah nilai mahal yang harus diberikan, karena perangkat khusus yang disediakan untuk overclock memang memiliki kelebihan tersendiri. Dengan perangkat khusus tersebut, tentu anda mengharapkan performa sebuah komputer yang berbeda dari komputer standard. Bahkan sebuah komputer dengan tingkat hardware paling optimal memiliki nilai yang hampir sama seperti membeli sebuah PC dengan harga 2 buah PC standard
Mungkin ada pertanyaan yang timbul, mengapa overclock menjadi mahal, jika memungkinkan seseorang membeli processor lebih cepat. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah. Tujuan overclock bukan saja membuat processor menjadi lebih cepat. Satu alasan yang paling dominan adalah peningkatkan ketika memacu processor diatas batas normal. Dengan peningkatan kecepatan processor juga meningkatkan kecepatan bandwidth baik memory, tranfer data pada chip-set ke procesor serta tampilan pada VGA juga ikut meningkat.
Dengan melakukan overclock, maka akan hasil bandwidth tinggi bagi sebuah komputer. Bila anda mengunakan processor berkecepatan 200Mhz dengan memory jenis PC3200, hasilnya akan berbeda bila processor di-overclock dengan 250Mhz dan menganti jenis kecepatan memory dengan PC4000 agar dapat mengimbangi kecepatan bus internal dari procesor dan chip-set.
Apa yang perlu diperlukan dipikirkan ketika melakukan overclock.
Mudah untuk membuat processor agar dapat dioverclock, tetapi dampaknya cukup luas bagi hardware lain. Bila berbicara pada komputer yang ada saat ini, melakukan overclock akan berdampak bagi hardware seperti sistem I/O, VGA dan lainnya.
Mengoverclock sebuah processor beberapa MHz juga akan memacu kinerja bagian lain seperti memory, PCIe, PCI dan AGP clock. Artinya bila procesor dengan kecepatan bus 100MHz dipacu menjadi 120MHz (20%), maka kecepatan clock hardware lain juga meningkat. Demikian juga kecepatan memory akan dipacu mengikuti kecepatan processor yaitu sekitar 20%.
Banyak kesalahan terjadi bagi pemula karena tidak terlalu memperhitungkan dengan kemampuan hardware yang ada. Contoh saja memacu processor dengan dengan kecepatan 100Mhz ke 133Mhz dengan memory PC2100 (DDR200). Optimalnya untuk kecepatan processor 133Mhz lebih baik mengunakan memory PC2700 (DDR333) atau diatasnya seperti PC3200 ( DDR400).
Dengan memacu overclock pada processor terdapat beberapa hal penting
1. Processor memiliki batas kecepatan tertentu, semakin tinggi maka semakin panas dan tidak stabil. Menghadapi panas hanya dapat dihadapi dengan sistem pendingin yang baik. Menganti pendingin jenis tertentu akan menjaga keberhasilan ketika melakukan overclock.
2. Semakin tinggi multiplier sebuah processor akan semakin tidak stabil. Umumnya mereka yang ingin melakukan overclock mengambil inisiatif dengan jalan membeli processor bermultiplier rendah. Dengan multiplier rendah, maka kecepatan processor memiliki persentas lebih tinggi plus lebih murah. Misalnya anda mengunakan processor 2.4Ghz dengan multiplier 12 X 200Mhz akan mudah dipacu menjadi 3Gz dengan bus 250Mhz dann terjadi peningkatan 25%. Dibandingkan anda mengunakan processor 3GHz dengan bus 200Mhz dan multiplier 15 X 200Mhz yang mengharuskan bekerja pada 3.75Ghz dengan bus 250Mhz akan sulit untuk stabil bekerja
3. Daya power untuk processor. Kita mengenal dengan overvoltage. Dengan menambahkan voltage bagi processor akan menjaga kestabilan komputer. Bila overclock dilakukan pada batas wajar, overvoltage jarang dilakukan. Tetapi pada overclock yang cukup extreme, overvoltage umumnya menjadi pilihan terakhir yang diambil. Dampaknya kembali kepada point pertama yaitu semakin panasnya processor. Mengapa overvoltage dilakukan. Semakin cepat processor bekerja, semakin besar daya atau power yang dibutuhkan. Dengan menambah supply power bagi processor dengan peningkatan voltage atau overvoltage akan memberikan power yang cukup ketika processor bekerja diatas kecepatan standard. Untuk meningkatkan daya bagi procesor, pada BIOS setup terdapat option Vcore. Angka Vcore inilah yang dimainkan agar processor menjadi lebih stabil. Tetapi dampak negatif pada overvoltage adalah panas.
0 komentar:
Posting Komentar